Oleh: Saiful Hadi Perayaan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang diperingati setiap tanggal 17 Agustus selalu disambut dengan semarak ole...
Oleh: Saiful Hadi
Perayaan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang diperingati setiap tanggal 17 Agustus selalu disambut dengan semarak oleh seluruh masyarakat. Berbagai perlombaan yang sudah menjadi tradisi, seperti lomba makan kerupuk, sering kali mewarnai momen ini. Namun, di balik keceriaan dan semangat kebersamaan, terdapat beberapa hal yang perlu kita renungkan, terutama terkait dengan adab dan etika yang seharusnya tetap dijaga, bahkan dalam suasana perayaan.
Salah satu lomba yang sering dilakukan adalah lomba makan kerupuk. Peserta lomba diharuskan memakan kerupuk yang digantung dengan seutas tali, tanpa menggunakan tangan, dan dengan posisi kepala menengadah ke atas karena kerupuk digantung agak tinggi. Meski terkesan sederhana dan menyenangkan, jika ditelaah lebih jauh, kegiatan ini ternyata tidak sejalan dengan ajaran Islam tentang adab makan.
Dalam Islam, makan bukan sekadar aktivitas mengisi perut, melainkan juga sebuah ibadah yang diatur dengan adab-adab tertentu. Di antaranya, kita dianjurkan untuk makan dalam keadaan duduk, memegang makanan dengan tangan kanan. Lomba makan kerupuk ini, ironisnya, justru menabrak adab-adab tersebut. Peserta tidak hanya memakan dengan posisi berdiri dan tidak memegang makanan, dan terlihat sangat tidak sopan.
Yang lebih memprihatinkan, sebagian besar peserta dari lomba ini adalah anak-anak kecil. Di sekolah, mereka diajarkan tentang pentingnya adab dalam setiap tindakan, termasuk dalam makan. Namun, dalam perlombaan seperti ini, adab-adab yang telah diajarkan justru terabaikan dan bahkan dikesampingkan. Kondisi ini bisa menimbulkan kebingungan bagi anak-anak, di mana mereka di satu sisi diajarkan untuk menjaga adab, namun di sisi lain dihadapkan pada kegiatan yang mengabaikan nilai-nilai tersebut.
Sebagai bangsa yang merdeka, kita seharusnya mengisi kemerdekaan dengan rasa syukur yang diwujudkan dalam kegiatan-kegiatan yang bermanfaat dan memiliki nilai tambah. Perayaan kemerdekaan tidak hanya tentang memeriahkan momen dengan kegiatan yang menghibur, tetapi juga tentang melakukan hal-hal yang mendidik, membangun karakter, dan menjaga adab serta etika.
Kekhususan Aceh dalam Menerapkan Syariat Islam
Di Provinsi Aceh, yang dikenal sebagai daerah dengan kekhususan dalam menerapkan syariat Islam, penting sekali bahwa setiap aspek kehidupan, termasuk dalam merayakan kemerdekaan, harus selaras dengan norma-norma keislaman. Perayaan yang dilakukan dengan melanggar adab-adab Islami tidak hanya bertentangan dengan syariat yang dijunjung tinggi di Aceh, tetapi juga merusak upaya untuk membentuk generasi yang taat dan berakhlak mulia.
Sebagai alternatif, salah satu contoh kegiatan yang bisa dilakukan adalah Lomba Kreasi Daur Ulang. Dalam lomba ini, peserta diajak untuk membuat karya seni atau barang-barang berguna dari bahan-bahan daur ulang. Selain mengasah kreativitas, lomba ini juga bisa menanamkan kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan. Dengan cara ini, perayaan kemerdekaan tidak hanya memberikan hiburan tetapi juga mendidik dan memberikan manfaat nyata bagi lingkungan.
COMMENTS