Oleh: Saiful Hadi Sebelum peristiwa Isra’ Mi’raj, Rasulullah saw. mengalami berbagai cobaan berat dalam hidupnya. Beliau kehilangan paman ...
Oleh: Saiful Hadi
Sebelum peristiwa Isra’ Mi’raj, Rasulullah saw. mengalami berbagai cobaan berat dalam hidupnya. Beliau kehilangan paman yang selalu melindungi dakwahnya, diikuti wafatnya Khadijah, istri tercinta yang menjadi pendukung utama perjuangannya. Ketika Rasulullah hijrah ke Thaif, beliau juga menghadapi perlakuan yang tidak pantas dari penduduk setempat. Dalam suasana kesedihan itu, Allah Ta’ala mengundang Rasulullah untuk melakukan Isra’ Mi’raj, sebuah perjalanan penuh mukjizat yang menjadi penyemangat baru bagi hati beliau dalam menyampaikan risalah Islam.
Makna Isra’ Mi’raj
Isra’ adalah perjalanan malam dari Masjidil Haram di Mekah ke Masjidil Aqsa di Yerusalem, Palestina. Mi’raj adalah perjalanan dari Masjidil Aqsa menuju langit hingga mencapai Sidratul Muntaha, sebuah tempat yang tidak bisa dijangkau oleh makhluk mana pun. Semua ini dilakukan dalam satu malam sebagai bukti kemuliaan Allah kepada Rasulullah saw.
Mayoritas ulama sepakat bahwa perjalanan ini dilakukan oleh Rasulullah dengan jasad dan ruhnya sekaligus. Hal ini menegaskan bahwa Isra’ Mi’raj merupakan salah satu mukjizat terbesar Rasulullah yang menunjukkan keagungan Allah Ta’ala.
Ketika Rasulullah menceritakan pengalaman Isra’ Mi’raj kepada kaum Quraisy, banyak yang mengingkarinya. Beberapa bahkan mencoba menguji Rasulullah dengan bertanya tentang detail Masjidil Aqsa. Namun, kebenaran perjalanan ini tetap terbukti melalui petunjuk Allah.
Kaitan Isra’ Mi’raj dengan Baitul Maqdis
Isra’ Mi’raj mengajarkan kepada umat Islam pentingnya menjaga dan memuliakan Baitul Maqdis. Tempat ini bukan hanya saksi perjalanan mukjizat Rasulullah, tetapi juga simbol perjuangan umat Islam. Rasulullah mengajarkan agar umat Islam tidak gentar menghadapi siapa pun yang merendahkan Baitul Maqdis dan Palestina.
Inspirasi dari Isra’ Mi’raj mungkin juga yang membakar semangat Shalahuddin Al-Ayyubi dalam perjuangannya merebut Yerusalem dari pasukan Salib. Pada 27 Rajab 583 H, Shalahuddin berhasil membebaskan Baitul Maqdis, menunjukkan bahwa perjuangan demi kesucian tanah ini adalah kewajiban bagi setiap Muslim.
Pelajaran Penting dari Isra’ Mi’raj
Peristiwa ini memberikan banyak pelajaran, termasuk kesabaran, keteguhan iman, dan semangat perjuangan. Semoga peringatan Isra’ Mi’raj menjadi momentum bagi umat Islam untuk memperbaiki diri, memperkuat ukhuwah, dan terus berjuang demi kemuliaan agama.
Rujukan: Fiqih Sirah oleh Dr. Said Ramadhan Al-Buthi.
- [accordion]
- Dukung Kami
- Ummi Shalehah berjalan atas kerja keras seluruh jejaring penulis dan editor. Jika kamu ingin agar kami bisa terus melahirkan catatan atau video yang mengedukasi publik dengan nilai-nilai Islam yang Rahmatan lil Alamin, silakan sisihkan sedikit donasi untuk kelangsungan website ini. Tranfer Donasi mu di sini:
Paypal: hadissoft@gmail.com | atau BSI 7122653484 an. Saiful Hadi
COMMENTS